Photobucket

Jumat, 05 Agustus 2011

THE STORY OF FINDING HAPPINESS FORMULA

Tulisan di bawah ini adalah secuplik bagian dari buku Alkemis karya Paolo Coelho, penulis asal Brazil. Lelaki kelahiran 24 Agustus 1947 ini juga merupakan salah satu dari Duta Perdamaian PBB.
For me his book is a highly recommended book..

Seorang pemilik toko mengirim putranya untuk belajar tentang rahasia kebahagiaan dari pria paling bijaksana di dunia. Si bocah mengembara, menyeberangi gurun selama berhari-hari, dan akhirnya sampailah dia ke satu istana yang indah, tinggi di puncak gunung. Di sanalah orang bijak itu tinggal.

Tanpa mencari orang bijak itu dulu, si bocah langsung saja memasuki ruang utama istana itu, melihat macam-macam kegiatan: para pedagang datang dan pergi, orang-orang berbincang di sudut-sudut, orkestra kecil memainkan musik yang lembut, dan ada sebuah meja yang dipenuhi piring-piring makanan terlezat dari berbagai belahan dunia. Si orang bijak bercakap-cakap dengan setiap orang, dan si bocah harus menunggu selama dua jam sebelum akhirnya mendapat perhatian orang bijak.

Orang bijak kemudian mendengarkan dengan penuh perhatian keterangan si bocah tentang alasan dia datang, tapi berkata bahwa dia tidak punya waktu untuk menerangkan rahasia kebahagiaan. Dia menyarankan bocah itu untuk melihat-lihat istana dan kembali dalam dua jam.

"Sambil kamu melihat-lihat, aku ingin kamu melakukan sesuatu untukku," kata orang bijak, menyodorkan sendok teh berisi dua tetes minyak. "Sambil kamu keliling, bawalah sendok ini tanpa menumpahkan minyaknya".

Bocah itu mulai naik turun tangga-tangga istana, dengan pandangan tetap ke arah sendok itu. Setelah dua jam, dia kembali ke ruangan tempat si orang bijak berada.

"Nah," tanya orang bijak, "Apakah kamu melihat tapestri Persia yang tergantung di ruang makanku? Apakah kamu melihat taman yang ditata pakar pertamanan selama sepuluh tahun? Apakah kamu memperhatikan kertas-kertas kulit yang indah di perpustakaanku?"

Bocah itu merasa malu, dan mengaku dia tidak memperhatikan apa-apa. Perhatiannya hanya tertuju pada minyak si sendok itu supaya tidak tumpah, seperti yang dipercayakan orang bijak kepadanya.

"Kembalilah dan perhatikan duniaku yang mengagumkan ini," kata orang bijak, "Kamu tidak dapat mempercayai orang kalau kamu tidak tahu rumahnya."

Dengan lega, bocah itu mengambil sendok tadi dan kembali menjelajahi istana itu, kali ini dia memperhatikan semua karya seni di atap dan dinding-dinding. Dia melihat taman-taman, pegunungan di sekelilingnya, bunga-bunga yang indah, dan mengagumi selera di balik pemilihan segenap hal yang ada di sana. Sekembalinya dia ke orang bijak itu, si bocah mengungkapkan secara terperinci semua yang dilihatnya.

"Tapi mana minyak yang kupercayakan kepadamu?" tanya si orang bijak.

Memandang ke sendok yang dipegangnya, anak itu melihat minyak tadi telah hilang.

"Baiklah, hanya ada satu nasihat yang bisa kuberikan padamu," kata orang bijak, "rahasia kebahagiaan adalah seperti melihat semua keindahan dunia di istana ini, tetapi tak pernah melupakan tetesan minyak di sendok,"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar