Photobucket

Sabtu, 06 Agustus 2011

KERAGAMAN PEREMPUAN, DARI SONJA TOLSTOY HINGGA POPE JOAN

Dari buku Orientalism (1978) yang ditulis oleh Edward Said (1935 - 2003), aku belajar banyak hal. Salah satunya adalah bagaimana memperbaiki sudut pandang kita agar tidak terlalu mudah menggeneralisasi dan menganggap bahwa seseorang atau suatu kaum yang berbeda dengan kita merupakan suatu entitas atau kesatuan yang lebih jelek, bisa disamaratakan, atau memiliki sifat dasar buruk yang melekat. Ini semua dapat diringkas menjadi fenomena sosiologis "Us and Them" (cth. orang suku X pasti memiliki sifat penjilat atau orang suku Y pasti selalu berangasan..)

Said menulis dalam Orientalism sebuah tesis mengenai betapa para Orientalis (pakar tentang masalah ketimuran, khususnya Timur Tengah dan Islam), sering salah kaprah dalam melakukan analisis dan melihat kawasan Oriental (baik budaya maupun para penduduk di dalamnya) sebagai sebuah hal yang "butuh bimbingan (Barat)", "tidak bisa berdiri sendiri", dan "inferior". Buku kajian Said tersebut dianggap merupakan salah satu literatur yang sangat berharga dan kerap dijadikan tonggak sebagai salah satu sumber ilmiah utama dalam studi postcolonialism (pascakolonialisme).

Tidak hanya dalam memandang masalah Orientalisme, aku menilai sebenarnya masih banyak orang yang juga masih senang melakukan generalisasi terhadap beragam hal, seperti kepada kaum perempuan. Padahal, sama halnya seperti lelaki, kaum perempuan juga sama beragam dan sama berjasanya dengan kaum lelaki dalam membangun peradaban umat manusia. Aku tertarik dengan tokoh perempuan yang baru-baru ini kubaca di artikel Majalah Tempo edisi 27 Juli - 2 Agustus 2009 tentang Sonja Tolstoy, istri pujangga Rusia Leo Tolstoy (1828 - 1910).

Sonja, menurut artikel tersebut, menikmati "kebahagiaan pernikahan hanya sesaat" setelah pada usia 18 tahun menikahi Leo yang 16 tahun lebih tua. Meski dinilai tidak bahagia (antara lain karena Leo menafikan kemampuan menulis sang istri dan menganggap tulisan Sonja "tak bakal memenuhi standar karya sastra"). tetapi Sonja tetap setia kepada Leo dan kedua pasangan itu memiliki 13 anak-hanya sembilan yang hidup. Artikel itu menulis, "gonjang-ganjing rumah tangga tak membuat Sonja berhenti mencintai suaminya. Sambil mengurus anak, wanita itu dengan setia menjalankan peran sebagai sekretaris, editor, dan manajer keuangan suaminya"). Sedangkan salah satu pengabdian terbesar Sonja dalam membantu merampungkan naskah War and Peace milik Leo adalah saat Sonja "menyalin seluruh lembar buku yang luar biasa tebal itu sebanyak delapan kopi-dengan tulis tangan!"). Itu semua dilakukan ketika Sonya baru pulih dari demam hebat yang nyaris menewaskannya sehabis melahirkan..

Sosok perempuan (meski banyak sejarawan menganggapnya hanya rekaan) lainnya yang ingin kuangkat adalah seorang perempuan yang menurut legenda dapat mengelabui banyak pihak sehingga dapat diangkat menjadi seorang Paus pada sekitar pertengahan abad ke-9. Aku pertama kali mendengar tentang Pope Joan dari buku berjudul sama yang ditulis oleh seorang sastrawan AS, Donna W Cross (telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia oleh Penerbit Serambi). Di buku tersebut dikisahkan tentang seorang perempuan yang karena kecerdasannya akhirnya dapat menjadi seorang akademisi-rohaniawan (pada abad pertengahan di Eropa kedua profesi ini dipandang sangat terkait satu sama lain) sehingga dapat sampai di Roma dan menjadi seorang Paus karena menyamar sebagai seorang lelaki. Mungkin tidak cukup ruang untuk menjelaskannya di sini, tetapi dalam novel tersebut dikisahkan tentang perjuangan seorang perempuan yang bertekad untuk menimba ilmu setinggi-tingginya di tengah atmosfer budaya yang masih menomorduakan kaum perempuan.

Perempuan, sama halnya dengan lelaki, juga beragam dan tidak bisa distereotipkan atau dijelaskan sebagai sebuah mahkluk yang pasti memiliki sifat atau sikap yang sama atau seragam. Aku jadi teringat iklan yang kini sudah tidak lagi ada di layar televisi yang berbunyi "perempuan dan laki-laki itu beda, tetapi bukan untuk dibeda-bedakan." :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar