Dilbert adalah salah satu kartun strip yang sangat aku sukai di harian Kompas. Ini karena kartun tersebut mengungkapkan kesatiran bagi seorang pegawai atau pekerja kantoran bagaikan hidup di dunia penuh keanehan. Namun uniknya, berbagai keanehan itu (yang memang terasa agak hiperbol/berlebihan, tetapi kerap mengandung kebenaran :) diterima begitu saja oleh dunia kantoran tersebut.
Latar dari kartun Dilbert mengisahkan sebuah kantor yang memiliki tokoh utama seorang karyawan-insinyur mesin bernama Dilbert. Ia memiliki berbagai rekan kerja dengan tipe kepribadian yang berbeda-beda, seperti Wally yang sinis, dan Asok yang lugu. Selain itu, ia juga memiliki Boss dengan rambut seperti Don King (tetapi ada dua puncaknya), yang kerap menjadi bahan utama dari beragam kebijakan perusahaan kantor Dilbert yang absurd. Hal yang lebih unik lagi adalah tokoh Dogbert yang awalnya merupakan binatang piaraan Dilbert tetapi kemudian dapat menjadi konsultan dari perusahaan tempat Dilbert bekerja.
Berikut adalah beberapa cuplikan dari kartun strip Dilbert yang menjadi favoritku:
(PLOT: Dogbert memberikan 'pencerahan' dunia kerja kantoran kepada Asok)
DOGBERT: Asok, you need to have more of a winner's mentality
ASOK : If I had that sort of thing, why would I work here?
DOGBERT: Ideally, we want you to be dumb and optimistic at the same time
(PLOT: Rapat antara Boss dan Dilbert)
BOSS : Maybe someone can help you quantify the value of your research and development work.
DILBERT: The only people who can quantify the value of research are liars and morons.
BOSS : Maybe we could hire a consultant.
DILBERT: That just turns a liar into a thief.
(PLOT: Dogbert sebagai konsultan perusahaan mendapat keluhan kurangnya tenaga kerja dari seorang pegawai)
PEGAWAI: We need more people on the project.
DOGBERT: Figure it out. Work smarter not harder. Make a plan. Move some things around. Adjust priorities. Just get it done. Give me a status report.
PEGAWAI: That did nothing but make me hate you.
DOGBERT: I can replace you with someone who will pretend to be inspired.
(PLOT: Asok berupaya keras menerangkan teknologi baru kepada pegawai "senior")
PEGAWAI: I know what I'm talking about. I have 30 years in this industry!
ASOK : How does that help you understand technology that is six months old in a youth-oriented culture?
PEGAWAI:GRRR...
ASOK : Please dont hit me with your modem.
(PLOT: Rapat antara Boss, Wally, dan Dilbert)
WALLY: There were eleven ways to interpret the vague assignment you gave me by voicemail. Given the risks of choosing wrong, and my engineering oath to do no harm, it was my ethical duty to do nothing.
BOSS : You could have asked for clarification.
WALLY : Sounds risky.
Bagi kartunis Dilbert, dunia kerja merupakan dunia yang jauh dari kesempurnaan tetapi merupakan sebuah tatanan yang didukung oleh struktur kebodohan dan absudrditas yang terjadi secara terus menerus. Hal ini juga dapat tercermin di dunia nyata, dengan banyaknya kita temui pegawai yang kerap mengeluhkan perilaku bos atau peraturan di tempat kerjanya, tetapi (karena beragam alasan) tetap bertahan di tempat kerja tersebut.
Menurut Wikipedia, Pencipta Dilbert adalah Scott Raymond Adams yang pertama kali berhasil menerbitkan kartun tersebut pada 16 April 1989. Kartun Adams itu menjadi terkenal selama dekade 90-an di mana saat itu banyak perusahaan melakukan rasionalisasi (pemecatan/perumahan karyawan dalam jumlah besar).
Adams yang lahir di New York, 8 Juni 1957 itu memang pernah bekerja di beragam perusahaan, tetapi memutuskan untuk menjadi kartunis profesional sepenuhnya ("fulltime") pada 1995. Pada 1991, kartun Dilbert dicetak di sekitar 100 surat kabar, dan jumlah itu meningkat menjadi 800 surat kabar pada pertengahan dekade 90-an. Sedangkan pada tahun 2000, Dilbert telah merambah 57 negara dan diterjemahkan ke 19 bahasa, wow..
Harian yang menerbitkan Dilbert di Indonesia adalah Kompas, yaitu sejak 2007. Tapi sayangnya, sejak pertengahan 2011 ini, Kompas tidak lagi menerbitkan kartun tersebut, yang membuat aku hingga kini tetap bertanya-tanya, "Where's Dilbert?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar