Nama dari kedua penyair wanita tersebut adalah Anne Bradstreet (1612 - 1672), penyair berkulit putih dari Inggris, Eropa barat, dan seorang lagi adalah Phillis Wheatley (1753 - 1784), penyair berkulit hitam dari Senegal, Afrika barat.
ANNE merupakan anak Gubernur Massachussets Bay Colony, Thomas Dudley. Ia menikah dengan Simon Bradstreet pada usia 16 tahun. Simon juga kemudian menjadi Gubernur terakhir dari Massachussets Bay Colony pada 1679-1686, beberapa tahun setelah Anne meninggal dunia.
Anne menyentuh tanah Amerika pertama kali pada usia 18 tahun. Pada awalnya mereka berpindah-pindah hingga menetap di tempat yang sekarang menjadi kota Boston. Ayah dan suaminya juga berperan besar dalam pendirian Harvard University, yang sekarang menjadi salah satu universitas terkemuka di dunia.
Kehidupan pedesaan di dataran Amerika Serikat memicu inspirasinya untuk melahirkan berbagai puisi yang tanpa sepengetahuannya, dikirim oleh kakak iparnya ke Inggris untuk diterbitkan. Pada 1650, buku karya puisinya terbit di London dengan judul "The Tenth Muse Lately Sprung Up in America". Setelah Anne mengetahui karyanya diterbitkan dan diterima secara luas di masyarakat, ia berupaya untuk merevisinya di tengah-tengah waktunya mengurus kedelapan anaknya.
Salah satu karyanya yang terkenal adalah "To My Dear and Loving Husband", yang versi lengkapnya adalah:
If ever two were one, then surely we.
if ever man were loved by wife, then thee;
If ever wife was happy in a man,
Compare with me, ye women, if you can.
I prize thy love more then whole mines of gold,
Or all the riches that the East doth hold.
My love is such that rivers cannot quench,
Nor ought but love from thee give recompense,
Thy love is such I can no way repay;
The heavens reward thee manifold, I pray.
Then while we live, in love let's so persevere,
That when we live no more, we may live ever.
PHILLIS awalnya dibawa dari Afrika oleh pedagang budak dan dijual kepada keluarga kulit putih, Wheatley, di Boston. Sedangkan nama Phillis itu diberikan oleh keluarga Wheatley berdasarkan dengan nama kapal yang membawa gadis itu dari Benua Hitam. Keluarga Wheatley yang dikenal sebagai keluarga yang progresif memberikan pendidikan sastra yang memadai bagi Philis sehingga ia pada usia 12 tahun telah dapat membaca bacaan klasik Yunani dan Latin.
Phillis baru berusia sekitar 17 tahun ketika masyarakat membicarakan tentang puisinya yang berupa elegi terhadap pendeta populer pada saat itu, George Whitefeld. Seiring kesukesan karyanya tersebut, Phillis menjadi kerap diminta untuk menulis elegi atau puisi in memoriam di Boston.
Namun, kesuksesan itu juga tidak berlalu begitu saja tanpa adanya perlakuan rasis dari warga Amerika Serikat. Banyak orang kulit putih yang tidak percaya kepada kemampuan seorang kulit hitam sehingga ia harus membela diri di hadapan pengadilan untuk membuktikan kemampuannya menulis puisi.
Perlakuan rasis tidak berhenti begitu saja. Tidak ada penerbitan di Boston yang mau menerbitkan karyanya, sehingga anak majikannya, Nathanial Wheatley, terpaksa berangkat ke London sehingga buku Phillis berjudul Poems on Various Subjects, Religious, and Moral terbit di Inggris pada 1773.
Berikut adalah salah satu kutipan dari puisi panjangnya yang berjudul On Imagination:
Imagination! who can sing thy force?
Or who describe the swiftness of thy course?
Soaring through air to find the bright abode,
Th' empreal palace of the thund'ring God,
We on thy pinions can surpass the wind,
And leaving the rolling universe behind:
From star to star the mental optics rove,
Measure the skies, and range the realms above.
There in one view we grasp the mighty whole,
Or with new worlds amaze th' unbounded soul.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar