PENGALAMAN HADAPI CANTENGAN

What's Up??!
Sudah lama tidak menulis di blog ini salah satunya karena aku sibuk berhadapan dengan Cantengan, sebuah "fenomena medis" yang aku sudah dengar lama tetapi benar-benar aku pahami akhir-akhir ini. Bagi yang belum pernah mendengarnya, cantengan adalah saat kuku jari (kaki atau tangan) tumbuh tidak sesuai dengan jalurnya yang biasa tetapi malah menembus ke dalam daging sehingga menusuk-nusuk daging tersebut.

Cantengan bisa disebabkan beragam hal, seperti karena kita memotong kuku terlalu pendek atau karena peristiwa kecelakaan yang mengakibatkan sebagian dari kuku kita juga ikut terpotong. Berbulan-bulan yang lalu aku memang memotong kuku jempol kanan terlalu pendek. Aku mencoba meratakan tetapi malah sekitar seperlima bagian kanan dari kuku jempol kananku ikut terpotong.

Setelah beberapa lama, memang terjadi keanehan karena kuku jempol kanan tersebut tumbuh menusuk ke arah daging di samping kuku dan tidaknya ke arah atas. Hal itu mengakibatkan rasa nyeri dan barulah aku mengetahui bahwa nama dari penyakit tersebut adalah cantengan. Kakakku memberikan solusi untuk melakukan pencabutan kuku, atau istilah kerennya adalah operasi ekstraksi kuku.

Pertama aku pergi ke sebuah rumah sakit yang beberapa tahun lalu hanya sebuah poliklinik umum. Meski telah melakukan biaya pendaftaran yang mahal (hanya untuk ke dokter umum, aku tidak bisa membayangkan bila pergi ke dokter spesialis), aku tidak mendapatkan kepuasan yang layak sebagai seorang konsumen. Sang dokter yang memeriksaku hanya memeriksa sekenanya dan bahkan tidak memegang jempolku (mungkin jariku yang paria ini tidak layak disentuh oleh sang dokter yang mulia..)

Kemudian, tanpa mendapatkan rasa empati yang memadai, aku langsung ditawari apakah ingin pengobatan saja atau langsung operasi. Biaya operasi yang ditawarkan ternyata bisa dikatakan SANGAT-SANGAT-SANGAT mahal. Akhirnya aku meminta untuk diobati saja. Tetapi setelah beberapa lama aku tidak merasakan adanya perubahan dan jari kakiku masih terasa nyeri.

Selanjutnya, aku berpikir untuk menuju ke Puskesmas di dekat tempat rumahku. Meski lebih ramai oleh para warga, tetapi aku merasa lebih mendapatkan empati di Puskesmas dalam hal pelayanan. Begitupun saat aku diminta untuk operasi ternyata berjalan dengan sangat lancar dan dilakukan dengan baik sekali (menurut aku..) karena sang dokter Puskesmas mencoba membuatku merasa santai dan tidak grogi..

Operasi berjalan singkat, mungkin hanya sekitar 5 - 10 menit. Pertama jempol kananku disuntik beberapa kali untuk mendapatkan efek pembiusan lokal. Setelah jempolku mati rasa, seluruh kuku jempol kananku langsung dicabut dan kemudian dibalur dengan obat antiseptik serta diperban. Kukuku yang dicabut ku bawa pulang dan masih ada di rumah :) (souvenir dari Puskesmas, hehehe..)

Setelah operasi, aku juga diberikan tiga macam obat yaitu obat antibiotik, antisakit, dan antiradang, serta satu salep antiradang. Tetapi kemudian di rumah obat yang salep aku ganti dengan Betadinye yang menurut aku lebih efektif.. Sampai tulisan ini dibuat (aku dioperasi Senin, 5/8), rasa nyeri masih ada.. Mudah2an saja rasa nyeri itu segera hilang dan kukuku bisa kembali tumbuh dengan sempurna sehingga aku bisa menjalankan aktivitas dengan normal kembali, hehehe...

Aku mendapatkan setidaknya dua pelajaran berharga dari pengalamanku menghadapi cantengan. Pertama, pelayanan di Puskesmas meski lebih murah tetapi ternyata tidak kalah dan bahkan bisa mengalahkan pelayanan nonsimpati yang aku dapatkan dari poliklinik swasta.. Mengenai biaya, biaya operasi ekstraksi kuku di Puskesmas enam kali lebih murah dibanding biaya di poliklinik yang baru berubah menjadi rumah sakit swasta di dekat rumahku. Aku juga menanyai salah satu rumah sakit terkenal di Jakarta, biayanya ternyata lebih dari 10 kali lipat lebih mahal dibanding Puskesmas (itu juga hanya mencakup biaya "tindakan" dan tidak termasuk biaya "konsultasi" dan "obat-obatan").

Pengalamanku berharga nomor dua (dan mungkin yang lebih penting) adalah jangan memotong kuku terlalu pendek, karena hal itu bisa berdampak banyak dan bisa mengakibatkan rasa nyeri yang tidak terduga-duga. Souvenir kuku yang kuminta dari Puskesmas juga sebagai pengingat bagi diriku di masa mendatang.. (di bawah ini ada gambarnya, hehehe..)