Photobucket

Sabtu, 30 Juli 2011

KASIR, TOUGHEST JOB IN HIPERMARKET

Dari beragam jenis posisi atau pekerjaan yang bisa terdapat di suatu hipermarket, maka aku dengan yakin akan menjawab KASIR adalah pekerjaan yang paling sulit dan paling stres, karena aku pernah mencobanya sendiri, hehehe...

Saat pernah bekerja di hipermarket sewaktu dahulu, aku sebagai seorang management trainee harus mencoba beragam posisi yang ada di dalam sebuah hipermarket, mulai dari bagian Fresh (seperti di tempat penjualan daging ayam, daging sapi, ikan, buah-buahan dan sayur-sayuran), Grocery, peralatan rumah tangga, elektronik, mainan, gudang (menerima barang atau produk dari suplier), customer service hingga ke kasir.

Sebenarnya di semua bagian adalah sulit dan sama-sama memiliki keahlian yang harus dipelajari secara mendetil dan seksama, tetapi di kasir aku merasakan bahwa setiap menit bahkan setiap detik itu sangat sangat sangat berharga. Ini karena para pengunjung atau pelanggan supermarket biasanya akan terus datang dan selalu ada di kasir sehingga kita harus siap siaga menerima mereka dengan ramah dan juga mesti sigap karena tidak sedikit pelanggan yang ingin buru-buru.

Pada awalnya aku mencoba di kasir, aku tidak sendirian di kasir tetapi ditemani dengan seorang kasir yang sudah berpengalaman bertahun-tahun (meski kuingat usianya lebih muda dari aku). Aku awalnya hanya membantu menaruh barang belanjaan ke dalam kantung plastik (dan ini juga ternyata juga ada tehniknya tersendiri, seperti harus memisahkan antara food dan nonfood, basah dan kering, etc). Ini masih lumayan..

Namun saat aku mencoba sendiri menjadi kasir, ternyata cukup stress juga, karena kita harus bisa dengan cepat mengecek barang yang akan dibeli ke mesir pengecek barcode, kemudian belum lagi saat pelanggan membayar dan kita kekurangan uang kecil untuk kembalian.. Selain itu, kita juga harus teliti untuk memisahkan sensor dari barang-barang tertentu yang memakai sensor (karena bila tidak maka akan berbunyi di pintu keluar yang biasa memasang alat pendeteksi sensor). Aku hampir pernah mau dilabrak oleh pelanggan karena belum memisahkan sensor dari baju yang telah dibayar, tetapi berhasil dicegah oleh atasanku yang meminta maaf atas kelalaianku..

Menjadi kasir juga stres terutama juga ketika jam ramai pelanggan karena para pelanggan akan terus datang, datang, dan datang seakan-akan kita tidak bisa mengambil nafas sejenak untuk bernafas. Aku ingat dengan seorang teman mengibaratkan berjubelnya pelanggan ke kasir sebagai waktu "hujan lebat", dan saat sudah tidak ada lagi pelanggan yang mengantri di depan kasir maka seakan-akan "hujannya telah reda" :)

Tidak hanya saat jam buka toko, saat jam tutup juga saat latihan sebagai kasir aku juga deg-degan karena kita setelah berjam-jam melayani pelanggan yang membayar, kita juga tetap masih harus fokus dengan menghitung dan memilah-milah jumlah uang yang telah kita terima di dalam kasir. Setelah dihitung maka akan dicek dengan database komputer di kantor apakah cocok, kekurangan, atau kelebihan dengan database. Masalahnya, bila uang kita ternyata selisihnya kurang, maka kita harus menggantinya sendiri dengan uang kita. Karena harus menghitung uang secara telaten terlebih dahulu, maka tidak jarang pula kasir termasuk mereka yang keluar lebih terakhir dibanding pegawai lainnya..

Pengalamanku bekerja di hipermarket mengajarkanku banyak hal, antara lain aku menjadi sangat menghargai upaya dan kerja keras yang dilakukan oleh orang-orang di dalam toko untuk melayani para pelanggan, terutama pada para kasir, two thumbs up for you guys and gals.. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar