Photobucket

Selasa, 12 Juli 2011

APAKAH PEJALAN KAKI BERHAK HIDUP DI JAKARTA?

Sebagai seseorang yang sangat mencintai berjalan kaki, kerap kali aku merasa kesal karena hak-hakku sebagai pejalan kaki kerap merasa terampas di Jakarta. Bayangkan, trotoar seringkali menjadi tempat seliweran motor-motor yang mencari jalan mudah untuk menghindari macet. Selain itu, pedagang kaki lima dan mobil-mobil juga seenak udel memakai trotoar sebagai tempat parkir sehingga para pejalan kaki harus "rela" untuk mengalah.

Apakah pejalan kaki berhak hidup di Jakarta?

Saat menulis ini, aku sedang menonton berita tentang kerusuhan di Timur Tengah di mana para pendemo yang BERJALAN KAKI dan menuntut perubahan sosial-politik. Mereka sempat bentrok dengan para aparat yang berjaga-jaga. Sempat terlintas di dalam pikiranku bagaimana memobilisasi ribuan atau jutaan pecinta jalan kaki untuk melakukan demo menuntut adanya perebutan terhadap hak-hak mereka yang kerap dirampas oleh para pengemudi dan pengendara jalanan.

Apakah pejalan kaki berhak hidup di Jakarta?

Saat liputan ke pinggiran kota Xian, China, aku sempat terpukau dengan luasnya trotoar yang bisa dipakai oleh pejalan kaki. Sama sekali tidak ada motor atau mobil yang seenaknya mengambil badan trotoar untuk lewat atau sekadar parkir. Aku membayangkan dan berdoa SEMOGA...SEMOGA...SEMOGA...trotoar di Jakarta bisa menjadi LEBIH...LEBIH...LEBIH manusiawi. Tetapi sebelum hal itu terkabulkan, tentu saja aku akan terus bertanya...

Apakah pejalan kaki berhak hidup di Jakarta?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar