Photobucket

Sabtu, 08 Oktober 2011

KERJA KERJA KERJA...

Pengalaman ditipu oleh seseorang benar-benar merupakan alarm pembangun yang kuat bagi diriku. Aku belajar agar tidak mudah percaya lagi terhadap kata-kata bujukan merayu yang santun. Selain itu, aku juga menyadari bahwa uang itu seakan-akan sudah bagaikan oksigen yang dibutuhkan oleh banyak orang di masa modern ini. Hidup di perkotaan yang cenderung untuk mendehumanisasi benak dan tindakan kita ternyata membuat banyak orang rela untuk melakukan apa saja (bahkan menipu orang lain) untuk mendapatkan lembaran-lembaran kertas berharga tersebut..

Setelah aku kehilangan uang dalam jumlah yang cukup banyak, aku menyadari pula harus untuk segera menggantinya sehingga aku mencoba menerjemahkan sebagian buku yang sedang diterjemahkan kakakku. Ternyata, aku menikmatinya karena sebelumnya aku juga pernah beberapa kali membantu proses penterjemahan buku yang sedang dilakukan kakak dan ayahku (almarhum).

Selama ini, aku selalu berupaya hidup santai dan tidak peduli terlalu banyak tentang uang. Aku selalu menolak bila kakakku menyuruh agar aku membuat lamaran untuk menjadi penerjemah lepas karena menurut aku hidup itu harus tidak ngoyo. Satu pekerjaan saja sudah cukup. Biarkanlah hidup ini mengalir begitu saja seperti apa adanya. Ternyata aku salah, kawan..

Kekurangan uang dalam jumlah yang cukup besar membuatku sangat tersentak dan membuatku sadar akan pentingnya kegigihan mencari uang. Namun, aku juga sama sekali TIDAK ingin terjebak dalam pola pikir yang menganggap bahwa "uang adalah segala-galanya", yang cenderung dapat membuat orang bisa melakukan hal apapun (bahkan perbuatan ilegal atau melanggar hukum).

Mungkin untuk langkah pertama, aku akan mendengarkan nasihat kakakku dan berupaya untuk membuat surat lamaran untuk menjadi penerjemah lepas. Aku juga menyadari bahwa dengan tingkat inflasi yang sedemikian tinggi setiap tahunnya, tidak salah bagi kita untuk mencari penghasilan (tentu saja yang halal..) di luar pekerjaan inti kita.

Aku juga berdoa kepada Allah bahwa hal yang buruk yang pernah menimpa diriku tersebut tidak pernah lagi terulang kembali di masa mendatang. Aku berdoa agar Allah dapat menunjukkan jalan yang terbaik bagi diriku, amin..

Menulis curhatan ini, aku jadi teringat dengan kutipan dari salah satu orang jenius tergigih yang pernah hidup di muka bumi ini, Steve Jobs (1955-2011). Kutipan ini dikirimkan oleh salah satu sahabat terbaikku (thank you very much.. :)

"Waktu Anda terbatas, jangan sia-siakan untuk menjalani kehidupan seperti orang lain. Jangan terjebak pada dogma, yang adalah hasil pemikiran orang lain. Jangan biarkan opini orang lain menenggelamkan suara di dalam Anda. Yang paling penting, beranilah mengikuti hati dan intuisimu yang entah bagaimana sudah tahu sesungguhnya Anda ingin menjadi apa," (Steve Jobs dalam pidato upacara wisuda di Stanford University tahun 2005)

Hati dan intuisiku saat ini tampaknya merasakan bahwa karena aku masih (relatif) muda dan hidup di dalam masa yang penuh dengan tekanan ini, tidak salahnya kalau aku berupaya untuk memperbanyak kerja, kerja, dan kerja, dengan tujuan memperbanyak pendapatan yang halal di luar dari pekerjaan inti yang telah biasa aku lakukan sehari-hari..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar